Taman Wisata Watu Dodol

BAB 1. PENDAHULUAN

 

1.1     Latar Belakang

Banyuwangi sebagai kabupaten yang terletak di ujung Pulau Jawa sering disebut sebagai kabupaten terpencil yang hanya digunakan sebagai jalur bagi para wisatawan dari Surabaya ke Bali ataupun dari Bali ke Surabaya. Dibalik itu semua, Banyuwangi sebagai kabupaten terbesar di Jawa Timur sebenarnya memiliki keindahan alam yang menakjubkan dan tidak hanya sebagai jalur lewat saja, Banyuwangi bisa memanjakan para wisatawan dengan keindahan alam, seni dan kebudayaannya.

Seni dan Budaya di Banyuwangi sangat beragam terutama di bidang seni musik dan tari tradisional. Keberagaman ini terjadi karena di Banyuwangi hidup berbagai kebudayaan seperti budaya Bali, Madura, Melayu, Jawa dan Osing sebagai budaya asli Banyuwangi. Selain itu, Banyuwangi memiliki keberagaman wilayah dari dataran rendah sampai dataran tinggi sehingga banyak terdapat tempat-tempat wisata alam maupun buatan di Banyuwang.

Oleh karena itu, makalah ini dibuat agar pembaca dapat mengetahui indahnya alam dan kebudayaan Banyuwangi, sehingga kita sebagai warga Banyuwangi dapat mengembangkan sektor pariwisata di Banyuwangi. Jadi Banyuwangi tidak lagi sebagai jalur lewat wisatawan tetapi sebagai tujuan utama para wisatawan untuk menghabiskan liburannya. Dengan perkembangan  sektor pariwisata ini, kita juga dapat membangun sektor-sektor lain di Banyuwangi sebagai penunjang pariwisata demi kesejahteraan warga Banyuwangi.

 

1.2     Tujuan

Makalah ini disusun dengan tujuan:

1)  Mengetahui keindahan alam Banyuwangi.

2)  Mengetahui taman wisata Watu Dodol Banyuwangi.

3)  Mengetahui potensi taman wisata Watu Dodol Banyuwangi sebagai icon penting kebanggan Banyuwangi.

 

1.3     Rumusan Masalah

Agar penyusunan makalah mencapai tujuan yang diharapkan, maka rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:

1)  Apa saja keindahan alam yang ada di Banyuwangi?

2)  Apakah Taman Wisata Watu Dodol itu?

3)  Dimanakah letak Taman Wisata Watu Dodol itu?

4)  Apa saja potensi yang dapat dikembangkan dari Taman Wisata Watu Dodol?

 

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

 

Kabupaten Banyuwangi terletak di ujung timur pulau Jawa memiliki luas sekitar 5800 km2. Secara geografis Banyuwangi terletak pada 7,43° – 8,46° LS dan 113,53° – 114,38° BT, berbatasan langsung dengan Kabupaten Situbondo di utara, selat Bali di timur, Samudra Hindia di selatan serta Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso di barat. Banyuwangi memiliki wilayah yang cukup beragam mulai daratan rendah seperti pantai sampai daratan tinggi seperti pegunungan dan daerah perkebunan di bagian selatan (Rendra, 2012).

Letak wilayah kota Banyuwangi yang berbatasan dengan berbagai kota menyebabkan terjadinya keberagaman budaya yang diwarnai dari budaya Bali, Madura, Melayu dan Jawa. Keragaman budaya ini menyebabkan Banyuwangi kaya akan seni dan budaya. Seni tradisional khas Banyuwangi yang terkenal adalah tari-tarian. Selain itu, Banyuwangi juga sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, yaitu pusat perdagangan di Genteng, pusat Agronomi di Rogojampi dan pusat industri perikanan di Muncar (Rendra, 2012).

Selain keberagaman budaya, keberagaman wilayah dari dataran rendah sampai dataran tinggi juga menyebabkan sebagaian besar wilayah Banyuwangi memiliki keindahan alam yang dijadikan sebagai tempat wisata, seperti taman Nasional Alas Purwo, Taman Nasional Baluran, Air Terjun Wonorejo, Perkebunan dan Air Terjun Kali Bendo, Rawa Bayu, Watu Dodol, dan lain-lain. Selain tempat wisata alami ada juga wisata di Banyuwangi yang merupakan tempat wisata buatan, seperti Kolam renang Jatirono, Pemandian Taman Suruh, Alam Indah Lestari, Taman Wisata Pancoran, dan masih banyak wisata-wisata lain di Banyuwangi (Rendra,2012).

 

 

BAB 3 PEMBAHASAN

 

Salah satu tempat wisata yang digunakan sebagai icon penting kebanggaan Banyuwangi adalah Taman Wisata Watu Dodol. Watu Dodol merupakan obyek wisata yang berupa pantai, terletak di kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, tepat berada di perlintasan jalur Banyuwangi – Situbondo. Taman Wisata Watu Dodol selain memiliki panorama laut yang indah juga terdapat bukit, dari atas bukit tersebut laut akan semakin indah terlihat dari atas. Di Watu Dodol juga ditemukan goa peninggalan Jepang sebagai pertahanan Perang Dunia II oleh bangsa Jepang.

Penamaan wisata pantai ini Watu Dodol dikarenakan dijumpai batu besar di tengah jalan dan menjadi tanda dari keberadaan pantai ini. Batu tersebut bentuknya menyerupai kue dodol. Batu besar yang berusia ratusan tahun bermukim di wilayah Kawasan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyuwangi Utara itu, telah menjadi icon keberadaan Obyek Wisata Watu Dodol (Cahyono, 2010). Watu Dodol memiliki banyak cerita, diantaranya  pernah puluhan orang dikerahkan memotong batu berbentuk jajanan Dodol itu agar bisa digulingkan ternyata tanpa hasil. Ketika era Penjajahan Jepang, Jepang memutuskan memindahkan Batu tersebut ditarik dengan kapala , ternyata Batu tersebut tetap tidak bergeming dan kabarnya kapal yang menariknya tenggelam.

Selain itu, terdapat patung gandrung di atas bangunan seperti mercusuar dengan tulisan “Selamat Datang di Kabupaten Banyuwangi”. Keunikan dari Watu Dodol adalah jika turun ke area pantai, akan ditemukan sumur air tawar yang keluar dari bebatuan, konon air dari sumur ini diyakini khasiatnya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit sehingga oleh penduduk sekitar dibuatkan pembatas dari batu dan dibangun seperti sumur. Keunikan lain yang dapat ditemukan di Watu Dodol ini adalah batu karang yang bentuknya berbeda dengan batu karang kebanyakan. Batu karang di Watu Dodol berwarna hitam mengkilap dan sangat keras. Tumbuhan kaktus juga banyak ditemukan tumbuh di sekitar bebatuan (Mariyono, 2013).

Taman wisata Watu Dodol juga memiliki sanitasi dan arena permainan. Namun dua tahun terakhir ini kurang terawat. Administratur KPH Banyuwangi Utara Ir. Artanto mengakui, Obyek Wana Wisata Watu Dodol yang berada dibawah wilayah KPH Banyuwangi Utara. Memang kondisinya dalam dua tahun terakhir kurang terawat baik dan tidak memberikan kontribusi secara optimal. Disini, pemanfaatan alam yang indah dapat digunakan untuk mengembangkan potensi taman wisata Watu Dodol, sehingga dapat memberikan kontribusi yang optimal baik bagi pemerintah, masyarakat sekitar maupun wisatawan.

 Selain sanitasi dan arena permainan yang tidak terawat, wisata Watu Dodol juga memiliki sarana-sarana yang cukup memadai bagi para wisatawan seperti hotel dan rumah makan. Hotel-hotel di sekitar Watu Dodol kondisinya sangat terawat dan cukup baik untuk para wisatawan baik lokal maupun wisatawan asing. Hotel Watu Dodol menghadap ke tepi pantai sehingga kita dapat menikmati indahnya matahari terbit dengan latar belakang pulau Bali. Hotel juga menfasilitasi untuk kebutuhan olahraga air antara lain : Snorkling, Diving, Fishing (trolling), Jet ski dan Glass Bottom Boat. Sedangkan rumah makan di sekitar wisata Watu Dodol menyajikan berbagai hidangan laut hasil kekayaan pantai Watu Dodol. Rumah makan watu dodol diatur sedemikian rupa sehingga pengunjung dapat menikmati makanan yang dihidangkan dan menikmati ombak di pantai Watu Dodol.

Pengembangan wisata Watu Dodol akan memberikan feedback positif bagi kemajuan wisata Banyuwangi. Kondisi alam yang memungkinkan untuk menjadikan Watu Dodol sebagai icon penting bagi pariwisata di Banyuwangi akan mendatangkan devisa besar bagi Banyuwangi. Hal yang bisa kita lakukan untuk pengembangan wisata Watu Dodol, antara lain:

1)     Tata letak pantai perlu pengaturan ulang agar dapat digunakan sebagai tempat rekreasi keluarga yang nyaman.

2)     Perawatan dan pembenahan sarana-sarana penunjang seperti sanitasi dan area permainan.

3)     Pemanfaatan keindahan pantai Watu Dodol dengan beberapa olahraga air seperti diving, fishing, snorkling, dan lain-lain.

4)     Penyediaan tempat pemancingan ikan bagi para wisatawan yang gemar memancing dan distribusi hasil pancingan diperjelas sehingga hasil laut dari pantai Watu Dodol dapat dimanfaatkan secara optimal.

5)     Penyediaan dan pembenahan perahu-perahu wisata yang digunakan untuk para wisatawan agar dapat menikmati keindahan Watu Dodol dari tengah laut.

6)     Pengembangan potensi perbukitan di sekitar wilayah Watu Dodol agar dapat digunakan para wisatawan yang suka mendaki dan ingin menikmati pantai Watu Dodol dari atas bukit.

7)     Pembersihan sampah-sampah di pantai dan di bagian-bagian batu karang sehingga tidak mengganggu pemandangan indah pantai Watu Dodol.

 

Kelebihan dan kekurangan dari tempat Wisata Watu Dodol ini seperti berikut Kelebihan: Jalur akses ke tempat wisata mudah karena salah satu jalur penghubung antara situbondo dan sekitarnya sehingga tempat ini dapat dinikmati oleh pengguna jalan maupun warga sekitar Banyuwangi, Memiliki potensi alam yang sangat baik yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke tempat wiasata ini, dapat digunakan untuk tempat istirahat para pengendara yang melakukan perjalanan jauh, memiliki pemandangan yang indah ketika dinikmati pada sore hari dan pagi hari dan lain-lain sedangkan untuk kekurangannya seperti kurang terawatnya beberapa fasilitas seperti toilet umum, tempat bermain anak-anak, tempat selamat datang dan memiliki pantai yang kotor akibat sampah, tidak adanya tempat parkir sehingga kendaraan pengunjung harus diparkir dipinggir jalan dan dapat mengganggu pengguna jalan yang lainnya, banyak kendaraan besar yang melintas sehingga dapat menimbulkan kecelakaan lalu lintas, tidak memiliki tempat khusus untuk tempat istirahat para pengunjung.

 

BAB 4. PENUTUP

 

4.1     Kesimpulan

          Hasil pembahasan makalah ini dapat disimpulkan bahwa Banyuwangi merupakan wilayah yang memiliki banyak potensi pariwisata salah satu contohnya adalah pantai watu dodol yang merupakan icon taman wisata di Banyuwangi. Watu Dodol sebagai pantai yang memiliki keindahan alam yang menakjubkan, masih memiliki kekurangan dalam hal perawatan. Sehingga perlu pengembangan dari wisata Watu Dodol agar dapat berkontribusi optimal. Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk pengembangan wisata Watu Dodol seperti perawatan dan perbaikan sarana-sarana yang sudah tersedia.

 

4.2  Saran

1)     Pentingnya perhatian pemerintah dalam pengembangan potensi pariwisata Watu Dodol agar dapat memberikan kontribusi optimal bagi warga Banyuwangi umumnya dan bagi warga sekitar pantai Watu Dodol khususnya.

2)     Kita sebagai warga Banyuwangi harus menjaga dan melestarikan keindahan dan kekayaan alam yang berpotensi.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Cahyono, Andri. 2010. Wisata Alam Pantai Watu Dodol. http://blambangan.web. id/ragam-wisata/wisata-alam-pantai-watu-dodol/. diakses pada tanggal 23 April 2013.

Mariyono, Kris. 2013. Obyek Wana Wisata Watu Dodol diantara Pengembangan dan Harapan. http://rri.co.id/index.php/berita/45815. diakses pada tanggal 23 April 2013.

Rendra. 2012. Tentang Kota Banyuwangi. http://www.radiomcfm.com. diakses pada tanggal 23 April 2013.

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Makalah Kacang Tanah

BAB 1 PENDAHULUAN

 

1.1 Latar Belakang

Kacang tanah dengan nama ilmiah Arachis hypogaea merupakan tanaman polong-polongan yang termasuk anggota family Fabaceae. Kacang tanah ini mengandung zat-zat yang penting bagi kesehatan tubuh. Oleh karena itu, kacang tanah juga merupakan kacang-kacangan terpenting setelah kedelai. Kacang tanah kaya akan lemak; protein yang tinggi bahkan jauh lebih tinggi dari protein pada daging, telur dan kacang soya; zat besi; vitamin E; vitamin B kompleks; vitamin A dan K; fosforus; lesitin, kolin dan kalsium.

Kacang tanah juga mengandung bahan yang dapat membina ketahanan tubuh untuk mencegah beberapa macam penyakit. Mengkonsumsi satu ons kacang tanah lima kali seminggu dapat mencegah penyakit jantung. Kacang tanah bekerja meningkatkan kemampuan pompa jantung dan menurunkan resoki penyakit jantung koroner.Memakan segenggam kacang tanah setiap hari terutama pesakit kencing manis dapat membantu kekurangan zat. Selain itu banyak lagi manfaat kacang tanah bagi kesehatan tubuh seperti membantu meningkatkan kesuburan, membantu mengatur gula darah, membantu mencegah batu empedu, membantu tingkat kolesterol rendah, dan lain-lain.

Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan tepatnya adalah Brazillia, namun saat ini telah menyebar ke seluruh dunia yang beriklim tropis atau subtropis Masuknya kacang tanah ke Indonesia pada abad ke-17 diperkirakan karena dibawa oleh pedagang-pedagang Spanyol,Cina,atau Portugis sewaktu melakukan pelayarannya dari Meksiko ke Maluku setelah tahun 1597 Pada tahun 1863 Holle memasukkan Kacang Tanah dari Inggris dan pada tahun 1864 Scheffer memasukkan pula Kacang Tanah dari Mesir Republik Rakyat Cina dan India kini merupakan penghasil kacang tanah terbesar dunia.

Berikut ini adalah klasifikasi Kacang Tanah:

Kerajaan: Plantae

Divisi: Tracheophyta

Subdivisi: Angiospermae

Kelas: Magnoliophyta

Ordo: Leguminales

Famili:Papilionaceae

Subfamili: Faboideae

Bangsa: Aeschynomeneae

Genus: Arachis

Spesies: Arachis hypogeae L.; Arachis tuberosa Benth.; Arachis guaramitica Chod & Hassl.; Arachis idiagoi Hochne.; Arachis angustifolia (Chod & Hassl) Killip.; Arachis villosa Benth.; Arachis prostrata Benth.; Arachis helodes Mart.; Arachis marganata Garden.; Arachis namby quarae Hochne.; Arachis villoticarpa Hochne.; Arachis glabrata Benth.

Mengingat begitu banyaknya manfaat yang ada pada kacang tanah, berkorelasi positif terhadap pembudidayaannya. Di Indonesia, kacang tanah tanah sudah banyak dibudidayakan namun produksi komoditi kacang tanah per hektar belum mencapai hasil maksimum, beberapa faktor penyebab terjadinya hal tersebut antara lain pengaruh faktor tanah yang semakin rusak, kurangnya ketersediaan unsur hara terutama unsur hara mikro serta hormon pertumbuhan. Selain itu juga karena faktor hama dan penyakit tanaman, faktor iklim, serta faktor pemeliharaan lainnya.

Oleh karena itu, makalah ini dibuat agar pembaca dapat mengetahui bagaimana faktor tanah dan faktor pemeliharaan pada kacang tanah agar mendapat produksi komoditi secara maksimum. Jika produksi komoditi kacang tanah mencapai target kebutuhan, maka Indonesia tidak perlu lagi mengimpor kacang tanah untuk memenuhi kebutuhan akan kacang tanah, karena sebenarnya lahan di Indonesia ini cocok untuk pembudidayaan kacang tanah.

 

1.2 Rumusan Masalah

  1. Bagaimana penyiapan lahan untuk kacang tanah?
  2. Bagaimana pengolahahn tanah untuk kacang tanah?
  3. Bagaimana cara pemupukan untuk meningkatkan produksi kacang tanah?
  4. Bagaimana pengairan yang tepat untuk kacang tanah?

 

1.3 Tujuan

  1. Untuk mengetahui cara penyiapan lahan untuk tanaman kacang tanah.
  2. Untuk mengetahui cara pengolahan lahan untuk kacang tanah.
  3. Untuk mengetahui cara pemupukan untuk meningkatkan produksi kacang tanah.
  4. Untuk mengetahui cara pengairan yang tepat.

 

1.4 Manfaat

  1. Mengetahui cara penyiapan lahan untuk tanaman kacang tanah.
  2. Mengetahui cara pengolahan lahan untuk kacang tanah.
  3. Mengetahui cara pemupukan untuk meningkatkan produksi kacang tanah.
  4. Mengetahui cara pengairan yang tepat.

BAB 2 LANDASAN TEORI

 

Kacang tanah merupakan tanaman polong-polongan dari family fabiodeae yang juga merupakan tanaman penting dari keluarga polong-polongan kedua setelah tanaman kedelai. Kacang tanah merupakan salah satu tanaman tropic yang tumbuh secara perdu yang memiliki tinggi 30 – 50 cm dan tanaman yang mengeluarkan daun yang kecil. Kacang tanah merupakan tanaman pangan berupa semak yang berasal dari Amerika Selatan, tepatnya berasal dari Brazilia. Penanaman pertama kali dilakukan oleh orang Indian (suku asli bangsa Amerika). Di Benua Amerika penanaman berkembang yang dilakukan oleh pendatang dari Eropa. Kacang Tanah ini pertama kali masuk ke Indonesia pada awal abad ke-17, dibawa oleh pedagang Cina dan Portugis (Batavia Reloed, 2012).

Kacang tanah memiliki beberapa manfaat yang paling banyak kacang tanah digunakan sebagai bahan makanan oleh masyarakat tetapi begitu banyaknya konsumsi kacang tanah di dalam masyarakat kurang dapat memenuhi konsumsi kacang tanah sehingga produksi kacang tanah mengalami penurunan selain memiliki kebutuhan yang banyak. Kacang tanah sebagai bahan makanan yang paling banyak digunakan oleh bahan baku industry yang diubah dengan bentuk lain seperti kacang atom, rempeyek, manisan dan lain-lain (Pitojo, 2005). Selain itu, sisa hasil kacang tanah yang tidak dipakai dapat digunakan sebagai makanan ternak sehingga seluruh bagian dari kacang tanah dapat digunakan sebagai bahan baku makanan industri maupun pakan ternak.

Peninggkatan produksi kacang tanah dilakukan dengan berbagai cara seperti perluasan penanaman kacang tanah sehingga memiliki produksi yang baik dan lain-lain tetapi kendala dalam budidaya kacang tanah begitu banyak seperti kendala lahan yang banyak digunakan sebagai perumahan, kendala dari hama dan penyakit tanaman. Sebenarnya tanaman kacang tanah memiliki sifat yang tidak rentang serangan karat daun jika digunakan dari varietas yang tahan terhadap karat daun (Hidayat, dkk, 2004). Dalam membudidayakan kacang tanah sebenarnya susah-susah gampang jika para petani memperhatikan hal-hal dan syarat yang penting diperhatikan dalam proses budidaya tanaman. Berikut ini beberapa syarat untuk pertumbuhan kacang tanah yang harus diperhatikan:

  1. 1.    Iklim

a)     Curah hujan antara 800-1.300 mm/tahun. Hujan yang terlalu keras akan mengakibatkan bunga sulit terserbuki oleh serangga dan akan meningkatkan kelembaban di sekitar pertanaman kacang tanah.

b)     Suhu udara sekitar 28-320C. Bila suhunya di bawah 100C, pertumbuhan tanaman akan terhambat, bahkan kerdil.

c)     Kelembaban udara berkisar 65-75 %.

d)     Penyinaran matahari penuh dibutuhkan, terutama kesuburan daun dan perkembangan besarnya kacang.

  1. 2.    Media Tanam

a)     Jenis tanah yang sesuai adalah tanah gembur / bertekstur ringan dan subur.

b)     pH antara 6,0-6,5.

c)     Kekurangan air akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan akhirnya mati.

d)     Drainase dan aerasi baik, lahan tidak terlalu becek dan kering baik bagi pertumbuhan kacang tanah.

  1. 3.    Ketinggian Tempat

Ketinggian penanaman optimum 50 – 500 m dpl, tetapi masih dapat tumbuh di bawah ketinggian 1.500 m dpl.

(Prabowo, 2011)

 

 

 

 

BAB 3 PEMBAHASAN

 

3.1 Penyiapan Lahan

Penyiapan lahan merupakan cara untuk menyiapkan lahan yang akan digunakan dalam proses budidaya tanaman yang meliputi kegiatan seoerti pembukaan lahan, pembuatan bedengan untuk tanaman dan pembersihan dari gulma. Tujuan dari penyiapan lahan ini adalah untuk membuka dan membersihkan lahan dariberbagai tanaman yang tidak diinginkan sehingga dapat digunakan dalam proses budidaya tanaman. Jika pembukaan lahan tidak dilakukan maka tanaman akan terganggu dalam proses pertumbuhannya karena tidak ada pengendalian gulma yang mengganggu pertumbuhan tanaman karena gulma merupakan tanaman yang tidak diinginkan tumbuh dan dapat sebagai inang dari penyakit dan hama tanaman serta dapat mengeluarkan senyawa toksin bagi tanaman.

Penyiapan lahan yang harus diperhatikan adalah dari tanamannya karena jika tanaman yang akan dibudidayakan jika terdapat gulma disekitar tanaman maka akan dapat berpengaruh dalam proses pertumbuhan tanaman. Sedangkan dari aspek tanah yang diperhatiakan merupakan penggunaan lahan sebulum tanaman kacang tanah dibudidayakan karena jika lahan tersebut digunakan oleh tanaman legume lainnya maka sebaiknya dilakukan penamban bahan organic karena kacang tanah ini juga dapat berasosiasi dengan mikroorganisme terutama rhizobium sp. sehingga jika tanaman sebelumnya adalah kedelai maka perlu penambahan bahan organic yang dapat menyediakan tanaman berbagai unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman karena kebutuhan unsur hara bagi tanaman memiliki perbedaan.

Teknik persiapan lahan untuk tanaman kacang tanah dilakukan dengan cara pembersihan area yang akan ditanami oleh kacang tanah, pencangkulan yang dilakukan dapat mencabut akar tanaman yang tidak diinginkan (gulma) yang berada disekitar areal lahan sehingga lahan bersih dari berbagai tanaman yang tidak diinginkan dan juga pengukuran lahan yang akan digunakan karena dapat menghitung jumlah populasi kacang tanah yang akan digunakan sehingga dapat menghemat biaya dan juga dapat menghemat penggunaan benih kacang tanah.

 

3.2 Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah merupakan salah satu kegiatan membalikkan tanah dengan cara mekanik maupun manual sehingga dapat menciptakan suasana tanah yang gembur (memiliki tekstur yang relative halus) dan memudahkan dalam proses penanaman tanaman serta menguraikan endapan-endapan sisa pemupukan dari penanaman sebelumnya. Untuk kegiatan konservasi tanah dan air dilakukan pengolahan lahan yang relative sedikit atau sesuai dengan kebutuhan dari setiap tanaman sehingga tidak menimbulkan kerusakan bagi tanah dan air. Tujuan dari pengolahan tanah ini sebagai  penopang kehidupan tanaman yang dibudidayakan dan perbaikan sifat fisik tanah serta pemberantasan tanaman yang tidak diinginkan (gulma) (Muzzakir, 2010).

Manfaat dari pengolahan tanah ini adalah sebagai kegiatan yang membalikkan tanah untuk penguraiaan endapan-endapan bahan pupuk yang tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman sebelumnya sehingga mengurai ke udara dan dapat dimanfaatkan oleh tanaman yang akan dibudidayakan, pembersihan dari tanaman yang tidak diinginkan (gulma) sehingga gulma tersebut dapat mati dan tertimbun dalam tanah yang akhirnya dapat bermanfaat sebagai pupuk organic yang akan memperbaiki kondisi dalam tanah dan memudahkan dalam proses penanaman bibit karena tanah yang telah dilakukan pengolahan tanah memiliki tekstur yang relative gembur sehingga dapat membantu tanaman dalam proses pertumbuhan dan membantu akar tanaman dalam mencari air dan mineral yang dibutukkan oleh tanaman. Sedangkan untuk kerugian dari pengolahan tanah adalah dapat memudahkan untuk erosi karena perubahan tekstur sehingga tanah mudah tererosi dan menumbuhsuburkan gulma karena jika tanah yang banyak menumbuhkan gulma jika gulmanya tidak dihilangi atau dicabut maka akan tumbuh kembali jika langsung dibenamkan dalam tanah.

Untuk proses pengolahan tanah yang harus diperhatikan adalah tanaman yang digunakan dan sifat fisik dari tanah tersebut. Tanaman yang digunakan dalam pengolahan tanah perlu diperhatikan karena setiap tanaman untuk tumbuh dan berkembang memiliki perbedaan dalam kedalam tanah yang akan diolah secara mekanik contohnya saja pada tanaman kacang tanah memiliki kedalam bajak tanah atau pengolahan lahan sedalam 20-30 cm. untuk sifat fisik dari tanah perlu diperhatikan karena pada pengolahan tanah adalah cara untuk membuka tanah jika tanah yang memiliki sifat fisiknya gembur maka pengolahan tanah tidak perlu dilakukan ataupun digunakan proses pengolahan tanah dan jika tanah memiliki sifat fisik yang keras maka tanah tersebut perlu dilakukan pengolahan tanah.

Macam-macam dari pengolahan tanah dapat dibagi menjadi 2 yaitu Pengolahan tanah dalam bentuk larikan memotong lereng atau dengan mencangkul sepanjang larikan untuk memudahkan penanaman dan tanpa olah tanah adalah sistem di mana permukaan tanah hanya dibersihkan dari gulma baik secara manual maupun dengan menggunakan herbisida (Muzzaki, 2010). Untuk pengolahan tanah dalam bentuk larikan memotong tersebut dapat didasarkan kedalaman air tanag yang terdapat didalam tanah yaitu terdapat sumber air yang dalam biasanya hal tersebut dilakukan pada tanah kering yang sulit mendapatkan air tanah yang hanya mengandalkan hujan yang bertujuan untuk menampung air sebanyak munggkin didaerah sekitar bedengan atau areal penanaman sedangkan untuk tanpa olah tanah digunakan berdasarkan kedalam air yang ada karena sisitem olah tanah ini berada pada lahan yang melimpah air seperti tanah gambut.

Pada tanaman kacang tanah dilakukan pengolahan tanah dengan kedalam 20-30 cm untuk mendukung pertumbuhan optimum kacang tanah yang menggunakan sistem bedengan dengan ukuran bedengan 10-20 m atau dapat juga 2-10 m. Untuk tanaman kacang tanah pengolahan tanah dilakukan dengan cara manual seperti pencangkulan dengan menggunakan tenaga manusia. Untuk penggunaan tenaga mesin tidak dilakukan karena dapat menimbulkan dampak negative pada tanah terutama sifat fisik seperti kadar air tanah, Bulk Density, dan ketahanan tanah dalam penetrasi dari luar sedangkan pada kacang tanah dapat berakibat jumlah polong semakin sedikit, dan berat polong semakin ringan (Iqbal, dkk, 2008).

 

3.3 Pemupukan

Pemupukan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menambah kebutuhan unsur hara dalam tanah dengan cara pemberian senyawa dari luar sehingga dapat memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman dan meningkatkan produksi tanaman tersebut. Pemupukan dapat dibagi menjadi 2 macam jenis menurut pembentukannya yaitu pupuk organic dan pupuk anorganik (Nurwardani, 2008). Nurtisi merupakan komponen atau subtansi baik organic maupun anorganik yang dibutuhkan oleh organisme untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tubuh tanaman tersebut. Pupuk organic merupakan pupuk yang berasal dari sisa-sisa tanaman atau organisme lain yang mati yang mengalami proses dekomposisi oleh bantuan mikroorganisme. Pupuk anorganik merupakan pupuk yang dihasilkan dari proses senyawa kimia buatan manusia yang sekarang banyak digunakan oleh petani. Tujuan pemupukan yaitu menambah kandungan unsur hara yang ada dalam tanah sesuai kebutuhan tanaman untuk tumbuh dan berkembang sehingga dapat meningkatkan produksi tanaman tersebut.

Pemupukan memiliki beberapa manfaat dan kerugian. Manfaat dari pemupukan adalah meningkatkan ketersediaan unsur hara yang ada dalam tanah, dapat memperbaiki sifat kimia dan fisik tanah, sebagai bahan makanan bagi mikroorganisme tanah dan lain-lain. Untuk kerugian dari pemupukan yaitu dapat bersifat racun bagi tanaman karena kelebihan pupuk yang digunakan, menghasilkan senyawa yang tidak dapat digunakan oleh tanaman dan lain-lain.

Usaha dalam meningkatkan produksi tanaman salah satunya dengan cara pemupukan untuk menambahkan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Faktor-fakto yang perlu diperhatikan dalam proses pemupukan adalah faktor iklim, tanaman dan sifat tanah yang akan dipupuk. Faktor iklim yang perlu diperhatikan adalah curah hujan karena curah hujan ini menentukan kebutuhan pupuk yang akan masuk dan dapat terserap oleh tanah serta digunakan oleh tanaman dalam proses pertumbuhannya. Faktor tanaman perlu perhatian khusus karena pada hakikatnya kebutuhan pupuk pada setiap tanaman berbeda sehingga dapat menentukan efisiensi biaya dan kebutuhan pupuk dalam satu hektar pertanaman. Faktor tanah juga dapat menentukan kebutuhan pupuk yang digunakan jika tanah yang memiliki jenis banyak mengandung unsur hara maka pemupukan tidak disarankan karena jika ditambahkan pupuk maka akan bersifat racun bagi tanaman yang akan dibudidayakan dan sebalikknya begitu.

Cara pemupukan dibagi menjadi 2 dilihat dari cara inputnya yaitu cara pemupukan lewat akar dan cara pemupukan lewat daun. Untuk cara pemupukan lewat akar merupakan salah satu kegiatan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman melalui akar yang ada dalam tanah. Cara ini dapat dibagi sebagai berikut: disebar (broad casting), ditempatkan di antara larikan atau barisan, ditempatkan dalam lubang. Sedangkan untuk cara pemupukan lewat daun merupakan cara penambahan nutrisi bagi tanaman yang dibutuhkan oleh tanaman melalui daun tanaman yang diserap oleh pori-pori daun tersebut.

Untuk tanaman kacang tanah awal dalam budidaya tanaman ini dilakukan pengapuran. Pengapuran dilakukan terhadap tanah-tanah yang memiliki pH yang rendah. Pengapuran ini dilakukan untuk menaikkan pH tanah, terutama pada lahan yang bersifat sangat masam, perlu dilakukan pengapuran. Dosis yang biasa digunakan untuk pengapuran pada saat pembajakan adalah 1-2,5 ton/ha dicampurkan dan diaduk hingga merata. Pengapuran ini sebaiknya dilakukan 1 bulan sebelum tanam.

Pemberian pupuk hayati MiG-6PLUS saat pratanam (3 hari sebelum tanam).pemberian pupuk hayati MiG-6PLUS dilakukan dengan cara di semprot atau disiramkan secara merata pada permukaan lahan, dosis yang dibutuhkan adalah 2 liter per hektar. Pada lahan kering, aplikasi MiG-6PLUS sebaiknya dilakukan pada sore hari.

Pemupukan pada tanaman kacang tanah ini digunakan jenis dan dosis pupuk setiap hektar yang dianjurkan adalah Urea=60–90 kg ditambah TSP=60–90 kg ditambah KCl=50 kg. Semua dosis pupuk diberikan pada saat tanam. Pupuk dimasukkan di kanan dan kiri lubang tugal dan tugal dibuat kira-kira 3 cm (Batavia reload, 2012).

 

3.4 Pengairan

Pengairan merupakan salah satu kegiatan dalam produksi tanaman yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bagi tanaman karena air merupakan salah satu sumber kehidupan yang penting bagi setiap makhluk hidup. Setiap tubuh makhluk hidup 80% disusun oleh air. Dalam pertanian pengairan digunakan untuk membantu pupuk larut dan berubah menjadi ion yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman dan membantu tanaman dalam berbagai proses dalam tubuh tanaman tersebut.

Pengairan yang dilakukan oleh para petani memiliki beberapa manfaat seperti memudahkan pupuk yang digunakan larut dan segera digunakan oleh tanaman, membantu proses metabolisme dalam tubuh tanaman dan lain-lain (Santoso, dkk, 2007). Sedangkan untuk kerugian dari pengairan yaitu dapat membusukkan akar tanaman karena kelebihan air dan proses metabolisme dalam tubuh tanaman terhenti karena semua metabolisme dalam tanaman dibantu oleh air jika terhenti maka tanaman dapat layu dan pertumbuhannya dapat terganggu.

Faktor yang mempengaruhi dalam proses pengairan adalah faktor iklim, faktor tanaman dan faktor sifat tanah atau lahan. Faktor iklim pada proses pengairan sangat berpengaruh terutama curah hujan dan intensitas matahari. Curah hujan yang tinggi memiliki ketersedian air yang tinggi sedangkan curah hujan yang lebih rendah mempengaruhi ketersediaan air dalam tanah. Untuk intensitas matahari berpengaruh dalam hal evaporasi dari dalam tanah karena intensitas yang tinggi sehingga ketika intensita tinggi maka akan meningkatkan evaporasi dalam tanah. Faktor tanaman juga dapat berpengaruh dalam pengairan bagi tanaman, ada tanaman yang tidak tahan terhadap air da nada juga tanaman yang tahan terhadap air maka jika tanaman tersebut tidak digenangi akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman tersebut. Faktor tanah berpengaruh terhadap ketersediaan air dalam tanah dan daya ikat tanah terhadap air.

Dalam pengairan tanaman dalam membantu produksi tanaman dilakukan bermacam-macam yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Irigasi permukaan

Irigasi permukaan merupakan irigasi yang umu dilakukan oleh para petani yang mengandalkan aliran gravitasi. Jadi irigasi ini dilakukan secara bergantian pada lahan persawahan. Irigasi permukaan dapat dibagi beberapa jenis sebagai berikut:

  1. Irigasi genangan

Irigasi genangan dapat dicirikn dengan adanya petak sawah yang dilengkapi oleh saluran irigasi yang dibedakan oleh beberapa sistem yaitu aliran terus-menerus dan aliran terputus-putus.

  1. Irigasi alur

Irigasi ini dicirikan sebagai adanya saluran irigasi yang tedapat gundukan diantara saluraan irigasi yang lainnya. Alur dari sistem irigasi ini dialirkan air kedalam saluran yang telah dibuat berharap agar air meresap kedalam gundukan dn membasahi daerah perakaran.

  1. Irigasi surjan

Irigasi surjan ini dicirikan terdapat gundukan yang lebar sedangkan alurnya sendiri juga lebar dan pada gundukannya diusahakan untuk tanaman palawija sedangkan pada alurnya diusahakan tanaman padi sawah.

  1. Irigasi curah

Pada irigasi ini umumnya menggunakan sumber tenaga pompa untuk membentuk tetesan atau semprotan yang menyerupai tetesan air hujan ke lahan pertanian. Selain sisitem ini berguna sebagai sistem irigasi juga dapat berfungsi sebagai pencegahan pembekuan (untuk daerah suhu rendah) dan mengurangi terjadinya erosi serta dapat dipergunakan untuk pemupukan.

  1. Irigasi tetes

Sistem irigasi ini didefinisikan sebagai suatu sistem untuk memasok air dan unsur hara yang tersaring kedalam tanah melalui suatu pemancar untuk memenuhi kebutuhan air dan hara bagi tanaman yang dibudidayakan.

  1. Hidroponik

Hidroponik pada saat ini banyak dikembangkan tetapi masih banyak juga yang belum dikembangkan karena biaya yang digunakan mahal. Hidroponik merupakan pengrjaan atau pengelolaan air sebagai media tumbuh tanaman dan tempat mengambil unsur hara yang dibudidayakan tanpa menggunakan tanah sebagai tepat tumbuh tegaknya tanaman (Kusuma, dkk, 2010).

Pengairan dalam proses pertumbuhan kacang tanah digunakan sistem irigasi permukaan dengan tipe alur karena tanaman kacang tanah ini merupakan tanaman yang memiliki perakaran yang dangkal dan selalu menginginkan tanah yang lembab. Tanaman kacang tanah membutuhkan air pada saat berumur 3 minggu. Pengairan dilakukan dengan frekuensi yang berbeda-beda pada saat musim hujan dan musim kemarau. Pada saat musim kemarau digunakan pengairan dengan frekuensi 6-8 kali tetapi pada saat musim kemarau juga disesuaikan oleh dengan banyaknya hujan yang turun. Pengairan terhadap bedengan tanaman kacang tanah dapat dilakukan pada saat pagi hari sekitar jam 6 sampai jam 8 pagi hari atau dilakukan pada setelah jam 15 sore hari (AAK, 1999).

 

3.5 Konservasi Tanah dan Air

Penggunaan lahan pertanian saat ini di Indonesia memiliki menemui berbagai kendala dalam melakukan oeningkatan produksi tanaman terutama kacang tanah. Peningkatan produksi kacang tanah saat ini tidak seperti apa yang diharapkan oleh para petani karena beberapa faktor terutama faktor tanah dan air yang digunakan dalam penaman kacang tanah saat ini. Faktor tanah dan air ini memiliki peran yang penting dalam proses produksi tanaman karena saat ini tanah yang digunakan lahan pertanian semakin sedikit karena perluasan lahan untuk pemukiman penduduk yang menggunakan lahan-lahan yang produktif untuk pertanian sehingga petani diharapkan mampu dalam mengolah lahan pertanian yang kurang produktif seperti lahan kering atau lahan marginal lainnya. Pada kacang tanah penanaman dilahan miring merupakan salah satu resiko yang dihadapi petani untuk meningkatkan produksi tanaman ini. Penanaman yang dilakukan petani untuk kacang tanah dapat dilakukan dengan sistem lorong yang sehingga dapat menahan erosi yang diakibatkan oleh air hujan yang jatuh. Sistem ini digunakan pada lahan miring dengan kemiringan 8% sampai dengan 11% dengan menggunakan sistem tumpang sari dengan tanaman pokok lainnya. Tanaman yang ditanam pada lorongg digunakan tanaman tahunan seperti sengon, lamtoro dan lain-lain yang bertujuan untuk menahan air karena memiliki perakaran yang kuat sehingga mampu mengikat air dalam jumlah yang banyak.

 

 

BAB 4 KESIMPULAN

 

Dari pembahasan tentang budidaya tanaman kacang tanah dari aspek persiapan lahan, pengolahan tanah, pemupukan dan perairan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

  1. Pada persiapan lahan dilakukan dengan menggunakan alat maupun dengan menggunakan tenaga mekanik dimana awal penyiapan lahan menghilangkan gulma dari areal pertanaman juga dapat dilakukan pembenaman gulma kedalam tanah sebagai pupuk hijau.
  2. Pengolahan tanah pada setiap tanaman berbeda-beda tergantung pada jenis tanahnya ada yang dilakukan dengan pengolahan tanah dan ada juga tanpa olah tanah. Pengolahan tanah bertujuan untuk membalik tanah agar endapan-endapan unsur hara dapat digunakan oleh tanaman. Untuk kacang tanah pengolahan tanah sering kali menggunakan tenaga mekanik seperti traktor tetapi hal tersebut dapat menurunkan hasil produksi.
  3. Pemupukan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Pada tanaman kacang tanah pemberian pupuk dilakukan dengan cara penyebaran pupuk di permukaan tanah atau bedengan.
  4. Pengairan dilakukan untuk mensuplai kebutuhan air bagi tanaman. Air memiliki manfaat yang bagus baik untuk tanaman maupun tanah. Pada tanaman kacang tanah pengairan dilakukan dengan irigasi permukaan dengan tipe galengan.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

AAK. 1999. Kacang Tanah. Yogyakarta: Kanisius.

 

Batavia reload. 2012. http://bataviareload.wordpress.com/daftar/pertanian/cara-budidaya-kacang-tanah-yang-baik-dan-benar/. Diakses pada tanggal 01 Februari 2013.

 

Iqbal, dkk. 2010. Pengaruh Lintasan Traktor dan Pemberian Bahan Organik Terhadap Pemadatan Tanah dan Keragaan Tanaman Kacang Tanah. Prosiding Seminar Nasianal Teknik Pertanian: 1-10

 

Hidayat, dkk. 2004. Analisis Pengembangan Lahan Untuk Tanaman Kacang Tanah di Jawa Barat dari Data Landsat Dengan Sistem Informasi Geografis. Jurnal Penginderaan Jauh dan Pengolahan Data Ciltra Digital 1(1): 46-50.

 

Kusuma, dkk. 2010. Pengaruh Pupuk Hyponex, Vitabloom dan Grandasil D Terhadap Pertumbuhan Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) Varietas Mutiara Dengan Teknik Hidroponik  Irigasi Tetes. Bioprospek 7(2): 1-9.

 

Muzakki. 2010. http://dhomoenhacqbaghanbatoe.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 01 Februari 2013.

 

Nurwardani. 2008. Teknik Pembibitan Tanaman dan Produksi Benih Jilid 1 Untuk SMK. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

 

Pitojo. 2010. Benih Kacang Tanah. Yogyakarta: Kanisius.

 

Prabowo. 2011. http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-kacang-tanah.html. Diakses pada tanggal 02 Februari 2013.

 

Santoso, dkk. 2007. Pengaruh pH dan Konsentrasi CaCl2 Terhadap Kemampuan Tanah Mineral Masam Dalam Menjerap Fosfat (The Effect Of Ph and Cacl2 Concentrations On The Ability Of Acid Mineral Soil To Absorb Phosphate). Sains dan Terapan Kimia 1(2): 69 – 75.

 

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Ekologi lanskap merupakan salah satu disiplin ilmu yang banyak menekankan pada bidan ilmu social, geografi, arsitektur, perancangan daerah dan ekonomi kehutanan yang dilakukan dengan memadukan peran manusia sebagai komponen pembentuk ekologi yang heteroparsial. Secara kolektif pengertian ekologi lanskap mengan dung dua aspek penting yaitu ekologi lanskap membahas tentang pentingnya konfigurasi spasial untuk ekologi proses dan ekologi lanskap focus pada luasan ruang yang besar dengan pengamatan indara manusia. Adanya studi tentang lanskap dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu masalah lingkungan dengan skala luas dan pengelolaan lahan, pengembangan konsep skala baru yang berkaitan dengan ekologi dan kemajuan teknologi informasi. Berikut penjelasan dari ketiga faktor yang dapat mendorong dalam ekologi lanskap:

1.   Masalah lingkungan dengan skala luas dan pengelolaan lahan

Masalah lingkungan ini didorong dengan adanya masalah yang terjadi kerusakan alam akibat adanya campur tangan manusia dalam sistem alam. Hal ini terjadi diakibatkan adanya alih fungsi lahan, pencemaran lingkungan yang menyebabkan perubahan iklim, dan lain-lain yang diakibatkan oleh adanya aktivitas manusia yang tidak memiliki manajemen pengelolaan lingkungan yang baik. Masalah yang sering muncul adalah adanya penggundulan hutan yang banyak dilakukan. Alih fungsi hutan ini disebabkan karena jumlah penduduk yang luas sehingga memerlukan ruang atau tempat tinggal baru yang lebih baik. Selain masalah jumlah penduduk yang semakin meningkat alih fungsi hutan ini juga dapat disebabkan oleh adanya pengembangan kota (Mukaryanti, dkk, 2006). Jika kita dapat memanfaatkan hutan secara bijak maka kita akan mendapatkan ekonomi yang kuat tanpa harus merusak kehidupan yang ada didalam hutan tersebut.

Pengelolaan lahan hutan yang baik dapat dilakukan dengan cara agroforestry. Dalam pengembangan agroforestry dilakukan dengan cara pendekatan ekonomi, social budaya dan lain-lain sehingga petani didaerah tersebut dapat beralih dengan pengembangan hutan. Conthnya dalam hutan disekitar Gunung Walat didaerah Sukabumi. Penembangan agroforestry disana dilakukan dengan berbagai pendekatan karena masalah ekonomi penduduk yang terlalu jauh dari kata layak. Pengelolaan hutan didaerah gunung walat tersebut dilakukan dengan penenaman tanaman masih dilakukan dengan sederhana. Pengelolaan lahan dilakukan dengan cara yang sederhana tetapi tidak memiliki keuntungan yang didapat petani yang membudidayakan tanaman tersebut.

2. Kemajuan teknologi informasi

Ekologi lansekap tumbuh dari pola pengembangan pemikiran yang dipelajari kembali dari beberapa dekade terakhir yang didalamnya terdapat phytosociology dan biogeografi, desain lansekap dan manajemen, geografi, pemodelan regional, ekologi-oretical, pulau biogeografi, serta teori matematika (Turner, dkk, 2001). Pengembangan teknologi dalam memetakan suatu wilayah tertentu merupakan salah satu pengembangan teknologi yang dapat memberi konstribusi baru dalam pengembangan lanskap ekologi. Salah satu pengembangan teknologi ini adalah pemetaan zona agroekologi yang ada. Pemetaan ini dilakukan dengan konsep yang disesuaikan dengan kondisi fisik dari daerah tersebut sehingga terdapat perbedaan terutama tanaman dengan wilayah satu dengan yang lain. Dalam pemetaan ini digunakan dengan bantuan GIS (geographic information systems) sehingga memudahkan dalam menentukan luasan wilayah yang akan dipetakan. Dalam kemajuan teknologi ini dapat membantu dalam menganlisis berbagai faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan pembangunan suatu wilayah. Data yang ada dapat melakhirkan suatu penelitian baru yang dapat dikembangkan sehingga dapat membantu pemerintah dalam usaha pemenuhan kebutuhan pangan Nasional. Informasi ini juga dapat membantu pengembangan pemerintah daerah untuk memabngun wilayah yang memiliki potensi untuk dikembangkan.

 

2. Jelaskan antara model dinamis dan statis antara model kontiniuitas dan diskret?

Model dinamis merupakan salah satu sistem yang dapat mengubah melalui waktu sedangkan model statis merupakan penggambaran dari suatu hubungan yang konstan dan sering tidak memiliki dimensi. Misalnya saja perubahan luas hutan yang diuji dalam 3 sampai 10 tahun kedepan. perubahan ini diakibatkan oleh banyak faktor antara lain alih fungi lahan, penggundulan hutan dan lain-lain sehingga luas hutan yang ada semakin sempit. Model kontinuitas merupakan suatu model dari perubahan yang ada secara terus-menerus sedangkan perubahan diskrit merupakan model evaluasi dari langkah-langkah perubahan yang akan dlakukan perubahan dalam jangka waktu yang tetap. Dari data model kontiniuitas dan diskrit terdapat perbedaan jumlah hutan jati pada tahun 2001 dengan 2003  yang dapat disebabkan alih fungsi lahan dan penggundulan hutan sehingga luas areal hutan jati terdapat penurunan jumlah. Untuk luasan lahan kritis semakin lebar disebabkan adanya proses budidaya yang menggunakan bahan kiimia dan tidak adanya konservasi lahan kritis.

 

DAFTAR PUSTAKA

Mukaryanti, dkk. 2006. Keberlanjutan Fungsi Ekologis Sebagai Basis Penataan Ruang Kota Berkelanjutan. Jurnal Teknologi Lingkungan 7(1): 7-15.

 

Hidayat, Mawan S. 2006. Landscape Ecological Pattern Of Tropical Agroforestry Efforts At Educational Forest Landscape Of Mount Walat, Sukabumi. Eccotrophic 5(1): 13-20.

 

Syafrudin, dkk. 2004. Penataan Sistem Pertanian Dan Penetapan Komoditas Unggulan Berdasarkan Zona Agroekologi Di Sulawesi Tengah. Jurnal Litbang Pertanian 25(2): 61-68.

 

Turner, dkk. 2001. Landscape Ecology In Theory And Practice. Springer Verlag. New York.

 

Yuwono dan Suprajaka. 2004. Analisis Perubahan Kawasan Hutan Kabupaten Blora Dengan  Pendekatan Kajian Spatio-Temporal. Jurnal Kehutanan 1(1): 1-8.

Posted on by vianfadhullah30 | Leave a comment

macam-macam gejala tanaman terserang penyakit (bakteri dan jamur)

  1. Gejala benjolan

Gambar

 Xanthomas beticola : kantong Bakteri (Bakteril Pocket)

Gejala berupa benjolan-benjolan dengan kantong-kantong bakteri pada leher akar dan akar-akar tanaman gula bit. Benjolan bakteri sering terdapat pada leher akar tanaman berkayu yang disebabkan oleh beberapa jenis bakteri. Contoh klasik dari gejala penyakit ini adalah apa yang disebut Crown Gall dari tanaman buah-buahan golongan “pome” dan “stone” fruits. Di samping itu Crown Gall juga menyerang kira-kira 20 jenis tanaman berkayu lainnya, termasuk beberapa golongan tanaman hias.

  1. Gejala layu

 Pseudomonas solanacearum

Gejala serangan pada tanaman yang terserang penyakit ini menyebabkan layunya daun-daun tanaman yang dimulai dari pucuk daun. Tanaman tampak seolah-olah seperti kekurangan air. Hal ini karena bakteri menyerang pembuluh kayu (xilem), sehingga air dan unsur hara tidak dapat masuk ke dalam tanaman (tersumbat) oleh massa (kelompok bakteri) dan sel-sel pembuluh kayu yang hancur. Layunya daun-daun pada bagian pucuk disebabkan karena tidak mendapat suplai air dan nutrisi dari dalam tanah, karena hancurnya pembuluh kayu tersebut sebagai alat transportasi.

  1. Gejala slime flux (mengeluarkan lendir)

 Erwinia nimipressuralis

Perlendiran Bakteri atau Kebasahan pada Kayu (Slime Flux or Wetwood). Menyerang pohon Elm, mulberry, maple, oak, poplar, dan willow. Jaringan kayu dan pohon-pohon itu menjadi berwarna gelap dengan sifat seperti bekas terendam air, dari luka-luka maupun celah-celah yang ada keluarlah cairan atau lendir secara terputus-putus maupun terus-menerus.

  1. Gejala busuk lunak atau basah

 Erwinia carotovora

Busuk basah dari sayuran. Terjadi di lapangan, di tempat penyimpanan, transit pada sayuran maupun tanaman hias, misalnya tanaman hias-daun. Infeksi melalui luka, cepat menjalar dan menjadi busuk dengan abu tak sedap. Enzymeenzyme yang dihasilkan oleh bakteri menghancurkan zat perekat antara sel-sel jaringan tanaman, sehingga menimbulkan busuk jaringan yang basah dan berlendir.

  1. Gejala busuk keras (Firm rot)

 Xanthomonas vesicatoria (Doidge)  Dowson.

Gejala yang disebabkan oleh bakteri ini adalah timbulnya bercak-bercak pada daun-daun, batang dan buah tomat. Khususnya yang tampak jelas adalah pada buahnya, karena bila menyerang daun dan batang, bercak ini sangat kecil yaitu hanya berdiameter 1.2 mm. Bercak berwarna gelap dan sedikit mengkilap (seperti berminyak). Bercak pada buah tampak timbul seperti keropeng (scabby) dan berwarna gelap, sedangkan pada bagian tengah bercak seperti pecah-pecah. Bercak ini dapat bertambah besar sampai mencapai diameter 6 mm, namun tidak menembus ke dalam daging buah. Penyakit ini dapat berkembang terutama pada musim hujan. Selain pada tomat, bakteri ini dapat menyerang tanaman cabai.

  1. Gejala becak besar (blights) dan kangker
  2. Pada tanaman berkayu

 Pseudomonas syringae

Gejala serangan pada buah yang terserang penyakit ini menunjukkan adanya bercak berwarna coklat tua dan tidak tebal seperti bercak yang terserang X. vesicotoria. Bercak ini berdiameter 1.5 mm, dan tidak menembus ke dalam bagian buah yang terserang. Penyakit yang disebabkan bakteri ini agak sulit dibedakan dengan penyakit bercak yang disebabkan oleh Xanthomonas, yang menyerang batang tanaman, sebab diameternya dapat lebih besar dan hampir sama dengan bercak Xanthomonas.

  1. Pada tanaman tidak berkayu

Gambar

 Xanthomonas carotae

Gejala pada penyakit ini adalah bercak-bercak daun Penyakit bercak-bercak daun yang disebabkan oleh bakteri juga mempunyai gejala-gejala karakteristik yang umum. Bercak-bercak yang tak teratur bentuknya pada daun dan petiole. Bunga-bunga yang dibiarkan untuk memproduksi biji bisa menjadi rusak atau mati oleh serangan penyakit ini.

  1. Gejala Becak becak daun

 Xanthomonas phaseoli

Menyebabkan Pustul bakteri (Bakteril Pustules) berupa bintik-bintik kecil ( 1 sampai 2 mm) yang menonjol pada bagian bawah daun dan pada buah-buahan seperti buah tomat, cabai, kedelai, dan lain-lain. Bintik-bintik ini seperti bergabus dan bentuknya meruncing. Kalau infeksi bertambah berat, maka daun menguning dan gugur sebelum waktunya.

  1. Gejala Kurap atau Luka terbuka (Scab or pits)

 Streptomyces Ipomoea:

Menyebabkan Busuk dalam Tanah (Soil Rot or Pox) pada ubi-jalar. Daun-daun tanaman ubi-jalar yang terkena infeksi berukuran kecil, pucat, dan cabangnya kerdil. Akar-akar rabut berkurang jumlahnya dan mengalami salah bentuk. Akibatnya ubi-jalar menjadi berkurap, kadang-kadang dengan celah terbuka (luka yang dalam) sampai sepanjang 2,5 cm pada ubinya. Diagnosis cukup dengan melihat gejalanya.

Posted in Uncategorized | Leave a comment